“Ada pengalihan isu, isu ini mau dibawa ke perdata. Keterlibatan Boediono dan Sri Mulyani mau diminimalisir,” kata pengamat politik Universitas Indonesia Boni Hargens dalam konferensi pers di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa pekan lalu.
Boni berharap pansus tidak terjebak kepentingan politik tertentu. “Kita mendorong pansus berani tegas dan konsisten jangan sampai permainan politik mengganggu proses ini,” imbau Boni, yang terus dan secara kontiniu mengikuti perkembangan Pansus Angket Bank Century.
Boni melihat mulai ada unsur politik yang ingin mendominasi pansus. Salah satunya, Boni mengkritisi imbauan pansus yang tidak ada gunanya. “Imbauan yang prematur ini suatu bola politik untuk mengacaukan pansus ini,” keluh Boni.
Hal itu dimaksudkan sehubungan dengan rekomendasi hasil rapat Pansus, yang mengusulkan Boediono dan Sri Mulyani segera di-non aktifkan, dengan alasan untuk lebih kooperatif dan lebih mudah dalam pemeriksaan.
Sedangkan Wakil Ketua Pansus Hak Angket Gayus Lumbuun di Jakarta, Rabu pekan lalu, mengatakan sejumlah saksi seperti mantan Gubernur Bank Indonesia yang kini Wakil Presiden, Boediono, serta Deputi Senior Gubernur BI Miranda Swaray Gultom, tidak memberikan keterangan yang memuaskan.
Pansus Angket Bank Century beranggapan masih banyak informasi yang belum diberikan sejumlah pejabat yang diundang untuk memberikan keterangan seputar ke mana saja aliran dana tersebut. Untuk itu, Pansus berencana memanggil kembali sejumlah pejabat terkait pada Januari tahun depan
Dikatakannya, Pansus berencana akan memeriksa mantan Direktur Pengawasan BI, Sabar Anton T dan mantan deputi gubernur BI yang juga besan SBY Aulia Pohan yang Selasa pekan lalu tidak jadi diperiksa dengan alasan sakit. n DANS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar